MDA Bali Ingatkan Muslim Bali: Sholat Tarawih Tanpa Kendaraan Lebih Baik

Diposting pada
banner 336x280


lensa informasi, DENPASAR

– Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali memberikan peringatan kepada warga Muslim di Bali sebelum melaksanakan salat Tarawih yang bersamaan dengan hari Nyepi.

banner 468x60

Untuk memastikan bahwa semua ritual dalam acara berlangsung dengan tenang dan harmonis, MDA mohon agar seluruh umat Muslim di Bali tidak menggunakan sepeda motor ketika menuju ke tempat ibadah.

Ini telah disetujui pula oleh Ketua MDA atau Bendesa Agung Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet serta para pemuka agama yang ada di Bali.

Para pemuka agama setuju bahwa ibadah tarawih dapat dilakukan sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh mereka sendiri, lalu berjalan kaki menuju mesjid terdekat tanpa menggunakan pengeras suara.


VIDEO Usulan Kepemilikan Tampak, Jumlah Populasi Warga Non Tetap di Bali Menjadi 126 Ribu Jiwa

Saat selesai terawat pada waktu tertentu, kembalilah dengan berjalan kaki tanpa menggunakan alat transportasi,” kata Sukahet setelah bertemu dalam acara Gelar Agung Pecalang Bali, Sabtu 15 Maret 2025.


Viralisasi di Bali Seminggu Terakhir: Gede NA Melompat ke Laut serta Membakar Mobil dan Berlian saat Upacara Ngaben

Sehingga, menurut Sukahet, shalat tarawih bisa berlangsung lancar, dan Hari Raya Nyepi tetap terjaga nilainya.

Dia menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk memperlihatkan pada semua orang di Indonesia dan internasional bahawa Bali layak menjadi contoh toleransi.

Partisipasi pecalang dari desa adat amat diperlukan dalam konteks ini.

Berdasarkan pernyataan Panyarikan Agung, hal ini memberi landasan yang kokoh bagi Majelis Desa Adat (MDA), yang merupakan organasi dari 1.500 desa adat di Bali, guna mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Upacara Keagamaan Hindu Drestha Bali setelah sebelumnya dilakukan pertemuan Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali.

Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet saat berbicara dalam acara Sambrama Wacana Ida di depan para sulinggih yang menghadiri Paruman Sulinggih Hindu Drestha Bali, juga menyatakan pentingnya MDA Provinsi Bali merilis petunjuk pelaksanaan upacara agama Hindu Drestha Bali. Hal ini disebabkan peranan desa adat sebagai institusi sosial dan keagamaan tersebut harus dipertimbangkan.

Pada Dharma Pamiteket Ida, terkait dengan praktik agama Hindu di Bali Drestha, desa adat memiliki peranan tunggal sebagai lokasi penyelenggaraan Panca Yadnya. Peran ini harus diproteksi dan disokong agar tetap lestari; hal itu membuat masyarakat desa adat menyadari sepenuhnya akan pentingnya tugas mereka dan pada gilirannya ikut bertanggung jawab untuk melindungi serta memperteguh fungsi dari desa adat tersebut.

Lebih lanjut lagi, pada Hari Suci Nyepi, sesuai dengan pernyataan Bendesa Agung, ini dianggap sebagai hari suci bagi alam semesta, baik buana alit maupun buana agung beserta semua unsurnya (Pertiwi, Apah, Teja, Bayu, Akasa). (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *