Zelenskyy Ungkap Satu Batalion Tentara Korea Utara yang Bantu Rusia Hancur dalam 2 Hari di Kursk

Diposting pada

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan, satu batalion tentara Korea Utara yang membantu Rusia di Kursk telah hancur.

Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia telah kehilangan satu batalion tentara Korea Utara selama dua hari terakhir di sebelah barat Kursk.

Zelenskyy mengeluarkan pernyataan tersebut berdasarkan informasi dari militer Ukraina.

“Pasukan Rusia telah kehilangan hingga satu batalion infanteri tentara Korea dan paramiliter,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu (4/1/2025), dikutip dari

Kata-kata Zelenskyy itu terucap setelah Badan Intelijen Korea Selatan mengkonfirmasi Ukraina telah meng.signature tahanan Korea Utara yang selanjutnya dilaporkan meninggal.

Awalnya, menurut intelijen Amerika Serikat dan Ukraina, Korea Utara telah mengirimkan 11.000 tentaranya ke Rusia.

Selain itu, muncul tanda-tanda persiapan untuk menambah dirakitnya pasukan dan juga peralatan militer.

Sebelumnya Presiden Zelenskyy mengatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara gugur di Kursk.

Sebelumnya, seorang sersan dari pasukan khusus Ukraina mengungkapkan bahwa tentara Korea Utara menggunakan peralatan yang sudah rusak dan peralatan kesenjataan kuno.

Mereka juga disebut sebagai pasokan logistik yang tidak membawa persediaan atau ransum makanan, seperti yang mereka lakukan di Pertempuran baru-baru ini di Kursk.

Makaruk dari Resimen Operasi Spesial ke-8 Ukraina mengaku tahu hal itu setelah mencari pakaian tentara Korea Utara yang gugur di Kursk.

, Selasa (31/12/2024).

“Tidak itu granat palsu. Mereka juga membawa peralatan medis yang minimal,” tambahnya.

Makaruk juga mengatakan pasukan Korea Utara mendapatkan pelatihan secara menurut standar Uni Soviet, dan semua peralatan tempur mereka, termasuk senjata AK-47 milik Kalashnikov, direkayasa oleh Rusia.

Hal itu  termasuk barang-barang kecil, seperti rokok Rusia, serta beberapa korek api yang mungkin dikumpulkan sebagai suvenir, atau untuk digunakan sebagai mata uang barter.

Selain itu juga ditemukan kartu identitas yang mencantumkan tentara Korea Utara sebagai “tentara non tempur”, yang melakukan “pendudukan sipil”.